Notification

×

Selamat! Sastrawan Abdul Wachid B.S. Raih Hadiah Sastra Asia Tenggara

Jumat, 06 Agustus 2021 | 21.57 WIB | 0 Views Last Updated 2022-01-30T01:56:14Z

Abdul Wachid BS, Sastrawan Indonesia/Sumber: Foto Istimewa

LPM Skolastik - Sastrawan kelahiran Lamongan sekaligus dosen UIN Prof. KH. Saifuddin Zuhri Purwokerto, Dr. Abdul Wachid B.S., M.Hum. sukses memperoleh penghargaan  Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) tahun 2020.

Ia menerima penghargaan tersebut berkat karya sastra nonkreatif berupa buku kajian sastra yang berjudul 'Sastra Pencerahan' yang diterbitkan oleh Basa Basi tahun 2019.

Ada kategori 2 penerima hadiah pada Mastera 2020, yaitu sastra kreatif dan sastra nonkreatif. Abdul Wachid B.S. atau yang sering disapa 'Ayah' oleh mahasiswanya terpilih pada  kategori sastra nonkreatif. 

Sedangkan untuk kategori sastra kreatif diraih oleh sastrawan asal Purworejo Dr. Junaedi Setiyono, M.Pd melalui karya novel yang berjudul 'Dasamuka'.

Menurut Abdul Wachid B.S., penghargaan ini seharusnya diberikan pada Desember 2020 kemarin. Namun karena ada pembatasan mobilitas karena pandemi Covid-19, sampai sekarang penghargaan masih ditunda.

"Saya seharusnya menerima penghargaan ini Desember lalu di Negeri Jiran Malaysia," kata Abdul Wachid B.S. saat dihubungi jurnalis LPM Skolastik melalui telepon seluler Kamis,  5 Juli 2021.

Ia juga mengucapkan rasa syukur yang mendalam telah mendapatkan penghargaan ini.

"Dengan adanya penghargaan ini, saya bersyukur kepada Allah SWT. atas nikmat yang diberikan," tambahnya.

Lebih lanjut tentang Mastera, Mastera didirikan di Kualalumpur pada tahun 1996 yang digagas oleh tiga negara, yakni Malaysia, Brunei Darussalam, dan Indonesia.

Dalam proses penghargaan Mastera tahun 2020, kriteria penilaiannya meliputi 5 aspek yang harus dipenuhi.

Kelima aspek tersebut yakni; pertama, karya yang dinilai terbitan 4 tahun terakhir, lebih tepatnya tahun terakhir Malaysia. Kedua, karya asli (bukan terjemahan).

Ketiga, ditulis oleh orang Indonesia. Keempat, karya yang diterbitkan menjadi buku. Kelima, karya bernuansa pembaharuan dan belum pernah memperoleh penghargaan sejenis.***

Editor: Nur Ashari