Doc Panitia Kegiatan |
LPM SKOLASTIK_ Dalam semangat membangun pemikiran moderat dan kritis, acara Sinau Bareng Sabrang MDP HMPS PAI UIN SAIZU x Juguran Syafaat sukses digelar pada Jumat, 6 Desember 2024. Berlokasi di Lapangan Hetero Space, Purwokerto, kegiatan ini menghadirkan diskusi inspiratif bertema “Menanam Tabayyun, Merawat Tawasuth”. Acara ini menghadirkan narasumber utama Sabrang Mowo Damar Panuluh, B.Sc., seorang tokoh inspiratif yang dikenal sebagai Musisi dalam grup band Letto dan akademisi, serta Bangkit Ari Sasongko, M.Si., aktivis muda. Diskusi dipandu oleh dua moderator, Kusworo Edy dan Rizky D. Rahmawan, dengan pembukaan oleh Prof. Dr. H. Fauzi M. Ag., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) UIN Saizu.
Muhammad Umar Ibnu Malik selaku ketua panitia dan Ersa Viana selaku Steering Committee, dalam sambutannya menyampaikan harapan kesuksesan acara Sinau Bareng Sabrang MDP. Acara ini berbasis dengan proses dialetika interaktif yang mengedepankan keterbukaan sudut pandang, sehingga dengan terselenggaranya acara ini, dapat memberikan output berupa kebermanfaatan dalam membangun dan memperbaharui budaya intelektual yang bermoral serta beretika dengan metode Tabayyun dan Tawasuth.
doc panitia kegiatan |
“Tentunya acara ini kami selenggarakan sebagai ekspresi untuk memberikan perspektif tentang keterbukaan dalam berpikir dan berdiskusi, sehingga iklim egaliterisme dalam perguruan tinggi dan masyarakat yang multikultural dapat terbangun secara positif.” Ungkap, Muhammad Umar Ibnu Malik.
Selanjutnya, dalam penyampaiannya, Prof. Fauzi menekankan pentingnya menjaga prinsip moderasi di tengah masyarakat yang semakin kompleks. "Tabayyun atau sikap mencari klarifikasi dan tawasuth, yaitu moderasi, harus menjadi dasar dalam membangun kehidupan yang harmonis di era modern ini," ungkapnya.
Sabrang MDP dalam sesi pertama menyoroti pentingnya tabayyun sebagai sikap dasar dalam memahami informasi. “Tabayyun itu susah sekali. Karena, sebelum kita berpendapat terhadap suatu informasi, kita perlu bertabayyun dulu, memverifikasi, meriset, dan masuk dalam dunia itu, untuk mengetahui akurasi informasinya. Supaya kita tidak terjebak dalam asumsi-asumsi yang tidak bermutu. Begitu pula dengan Tawasuth yang sama pentingnya, yaitu untuk menyeimbangkan diri sebagai sebuah sikap kebijaksanaan.” Jelas Sabrang.
Bangkit Ari Sasongko melanjutkan diskusi dengan menyoroti aspek komunikasi dalam membangun moderasi. Ia menekankan bahwa pola komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting dalam merawat sikap tawasuth.
Diskusi berjalan interaktif dengan partisipasi aktif dari para peserta, yang sebagian besar adalah mahasiswa, akademisi, dan komunitas lokal. Pertanyaan yang diajukan peserta berfokus pada implementasi sikap moderat di dunia digital, khususnya di media sosial. Moderator, Kusworo Edy, mengarahkan pembahasan agar tetap relevan dengan tema dan memberi ruang bagi peserta untuk menggali lebih dalam.
Pada sesi berikutnya, Rizky D. Rahmawan sebagai moderator menekankan bahwa tabayyun bukan hanya sebuah konsep tetapi harus menjadi budaya yang diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Ia juga menyoroti peran pendidikan dalam menanamkan nilai-nilai moderasi kepada generasi muda.
Kegiatan ini ditutup dengan harapan bahwa semangat tabayyun dan tawasuth yang dibahas dalam diskusi ini dapat diterapkan oleh peserta dalam kehidupan pribadi maupun profesional. "Acara ini bukan hanya sekadar diskusi, tetapi juga sebuah gerakan untuk menciptakan masyarakat yang lebih harmonis," kata Sabrang dalam pernyataan penutupnya.
Sinau Bareng Sabrang MDP dan Juguran Syafaat menjadi ruang refleksi yang penting bagi masyarakat Purwokerto untuk membangun perspektif yang lebih inklusif dan moderat. Kehadiran berbagai elemen masyarakat dalam acara ini menunjukkan bahwa semangat kebersamaan tetap menjadi kekuatan utama dalam menghadapi tantangan zaman.***
Penulis : M Umar Ibnu Malik
Editor : Taliya Safanatun