Notification

×

Resume Buku: Filsafat Pendidikan Ki Hadjar Dewantara dalam Kehidupan Nyata

Senin, 21 April 2025 | 15.04 WIB | 0 Views Last Updated 2025-04-21T08:04:31Z

 

Foto: BintangPusnas Edu
Identitas Buku

Judul Buku : Filsafat Pendididkan Ki Hadjar Dewantara dalam Kehidupan Nyata

Pengarang Buku : Djohar, Istiningsih

Penerbit Buku : Seluruh Media

Tahun Terbit Buku : 2017

Tebal Halaman Buku : xxiv + 90 hlm (25 cm)

Isi Resensi

Bagian pertama buku ini dimulai dengan salah satu sistem pendidikan yang dikemukakan oleh Ki Hadjar Dewantara yaitu sistem among. Sistem among merupakan sistem pendidikan yang manusiawi, karena sistem ini mendorong guru untuk fokus pada keunikan murid.

Sistem among berprinsip tertib damai, dalam memberi hukuman pada murid sebisa mungkin tidak menimbulkan tekanan, dengan demikian murid akan legowo dalam menjalankan tugasnya. Sistem among berpedoman pada Trilogi Ki Hadjar Dewantara, yaitu Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa dan Tutwuri Handayani.

Sistem among merupakan sistem ideal untuk pendidikan sekarang. Selanjutnya buku ini menyebutkan bagaimana idealnya seorang guru untuk muridnya:

  1. Guru harus permisif, artinya guru memperbolehkan murid mengerjakan sesuatu tanpa batasan, ini dapat membuat sang murid memutuskan pilihannya sendiri.
  2. Guru harus partisipatif, artinya guru harus menciptakan suasana yang kolaboratif antara guru dan muridnya, sehingga semua murid terlibat dalam forum.
  3. Guru harus bersifat demokratik, yakni memberi pekerjaan kepada murid secara kolaboratif dan mandiri, namun tetap dalam tanggung jawab guru. Hal ini tentunya dapat menumbuhkan kreativitas murid.
  4. Terakhir otoriter, artinya guru menentukan seluruh pekerjaan murid, hal ini membantu untuk murid yang pasif.

Seperti yang diketahui bahwa sistem among berpedoman pada Trilogi Ki Hadjar Dewantara. Dalam pelaksanaanya, Trilogi Ki Hadjar Dewantara bersifat kontekstual, artinya trilogi tidak dapat dilaksanakan secara soliter. Penerapan Trilogi Ki Hadjar Dewantara ini tergantung kualitas dan keunikan yang ada pada murid.

Penggunaan Trilogi Ki Hadjar Dewantara memiliki syarat, yaitu:

  1. Ing Ngarsa dilakukan bilamana guru menghadapi murid yang kualitas semangat dan kemampuannya itu kurang.
  2. Ing Madya dilakukan bilamana guru menghadapi murid dengan kualitas semangat atau kemampuannya kurang.
  3. Tutwuri dilakukan bilamana murid memiliki kualitas semangat dan berkemampuan kuat

Implementasi trilogi terletak pada proses pendampingan guru kepada murid, yaitu mengelompokkan murid berdasarkan kualitasnya. Ki Hadjar Dewantara memandang bahwa tujuan dari pendidikan adalah agar menjadikan manusia merdeka dan mandiri. Hal ini berarti murid dapat menjadi dirinya sendiri sesuai dengan keunikan, kemampuan, dan jati dirinya masing-masing.

Rekomendasi

Buku ini direkomendasikan bagi siapa saja yang ingin atau akan menjadi seorang pendidik. Buku ini dapat menjadi acuan agar pendidik mampu menghasilkan perubahan yang baik untuk muridnya.


Penulis: Tazkiatun Nufus, mahasiswi program studi Pendidikan Agama Islam UIN SAIZU Purwokerto.

Editor: LPM Skolastik